Showing posts with label Paten. Show all posts
Showing posts with label Paten. Show all posts

Metode Perbanyakan Tunas Tanaman Sempur (Dillenia philippinensis Rolfe) Secara In Vitro

 


Invensi ini berhubungan dengan suatu metode perbanyakan tunas tanaman, khususnya metode perbanyakan tunas tanaman sempur (Dillenia philippinensis Rolfe) secara in vitro dari eksplan tunas pucuk, buku, dan kalus kompak, dimana metode ini ditujukan untuk mendapatkan bibit tanaman yang lebih cepat, seragam, dan efisien serta untuk tujuan konservasi tanaman. Adapun tahapan-tahapannya yaitu: melakukan sterilisasi biji tanaman sempur untuk menghasilkan perkecambahan in vitro menempatkan biji pada wadah steril; menanam biji pada media MS tanpa zat pengatur tumbuh; memberikan penyinaran secara kontinyu di dalam ruang kultur pada suhu 25-27 oC selama 12 minggu; memperbanyak tunas dari eksplan tunas pucuk, buku, dan kalus kompak pada media perbanyakan yaitu media dasar MS dan WP yang diperkaya dengan BAP 0-3 mg/l pada suhu 25-27oC selama 6-8 minggu di dalam ruang kultur dengan penyinaran kontinyu; meningkatkan ketegaran tunas pada media MS yang mengandung zat pengatur tumbuh berupa GA3 pada kisaran konsentrasi 0 sampai 3 mg/l.

Link DirjenKI

Artikel Selengkapnya...

Metode Mikropropagasi Tanaman Maja (Crescentia cujete L.) Dari Eksplan Buku Kotiledon dan Tunas Pucuk Kecambah

 


Invensi ini berhubungan dengan suatu metode perbanyakan tunas tanaman, khususnya metode perbanyakan tunas tanaman maja (Crescentia cujete) secara in vitro dari eksplan buku kotiledon dan tunas pucuk pada media sederhana untuk mendapatkan bibit tanaman yang relatif lebih cepat, seragam, dan efisien. Tahapan-tahapan yang menurut invensi ini yaitu: melakukan sterilisasi biji tanaman maja, menanam biji maja secara in vitro pada media perkecambahan, menanam eksplan berupa buku kotiledon dan tunas pucuk kecambah pada media perbanyakan dengan dua tahap yaitu pada satu jenis media dasar terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan optimasi pada beberapa jenis media dasar. Selanjutnya planlet yang dihasilkan dari perbanyakan tersebut diaklimatisasi di rumah kaca hingga bibit siap ditanam di lapang.

Link DirjenKI

Artikel Selengkapnya...

Metode Regenerasi Planlet Seledri (Apium graveolens L.) Dari Kalus Asal Hipokotil Pada Media Sederhana

Invensi ini berhubungan dengan suatu metode regenerasi planlet Seledri (Apium graveolens L.) dari kalus asal hipokotil pada media sederhana dengan daya regenerasi tinggi. Metode ini bertujuan untuk mendapatkan bibit tanaman hasil regenerasi tunas dari kalus, yang diketahui karakteristiknya dengan tujuan produksi bibit unggul Seledri secara in vitro pada media sederhana. Tahapan-tahapan metode menurut invensi ini yaitu: melakukan sterilisasi biji tanaman Seledri, menanam biji Seledri secara in vitro pada media perkecambahan, kemudian melakukan induksi kalus dengan eksplan hipokotil pada media perlakuan optimum. Kalus yang terbentuk diperbanyak dan selanjutnya dilakukan regenerasi kalus Seledri menjadi tunas pada media perbesaran tunas optimum yang sederhana.

Link DirjenKI

Artikel Selengkapnya...

Metode Konservasi yang disederhanakan pada Kultur Tunas Taka (Tacca Leontopetaloides L. Kuntze) Secara In Vitro

 


Invensi ini berhubungan dengan suatu metode konservasi secara in vitro, khususnya pada tanaman Taka (Tacca leontopetaloides L. Kuntze), dimana metode ini ditujukan untuk mendapatkan metode penyimpanan kultur tunas Taka yang lebih sederhana di bandingkan metode konservasi tanaman in vitro pada 10 umumnya. Adapun tahapan-tahapannya yaitu: memperbanyak sumber eksplan, yang dicirikan dengan penambahan 1 ppm Kinetin pada media MS pada suhu 25 ± 2°C selama 8-12 minggu di dalam ruang kultur dengan penyinaran kontinyu; menyederhanakan metode untuk meningkatkan lama penyimpanan eksplan pada media MS yang mengandung zat pengatur tumbuh berupa BAP dan Kinetin pada kisaran konsentrasi 0 sampai 0,5 ppm pada suhu 25°C, 13°C, dan 10°C.
Artikel Selengkapnya...

Metode Mikropropagasi Tanaman Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Schumach)

Invensi ini berkaitan dengan metode mikropropagasi tanaman, khususnya metode mikropropagasi tanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum L.). Tahapan – tahapan menurut invensi ini terdiri dari sterilasi eksplan, induksi tunas, perbanyakan, pendewasaan, dan perakaran tunas, dan aklimatisasi, yang dicirikan dengan tahapan regenerasi, perbanyakan, pendewasaan, dan perakaran tunas dilakukan pada media yang sama, yaitu media DKW dengan penambahan BAP. Metode ini menghasilkan bibit rumput gajah yang seragam dengan tingkat keberhasilan lebih dari 75%.

No registrasi paten: P00202103315




Artikel Selengkapnya...

Metode Perolehan Tanaman Torbangun (Coleus amboinicus Lour) Polipioid

Invensi ini berhubungan dengan suatu metode perolehan tanaman torbangun (Coleus amboinicus Lour) poliploid, khususnya, dengan perlakuan perendaman orizalin tunas eksplan in vitro. Tahapan – tahapan dalam metode ini adalah melakukan perbanyakan tanaman torbangun untuk menghasilkan kultur tunas torbangun, menginduksi poliploid tunas tanaman torbangun menggunakan orizalin, menganalisis tingkat ploidi dengan flowsitometer, melakukan perbanyakan tanaman polyploid dan kontrol diploid, dan melakukan aklimatisasi. Hasil yang diperoleh dari metode ini berupa tanaman torbangun poliploid yang memiliki ukuran daun dan batang lebih besar daripada tanaman torbangun diploid.
Artikel Selengkapnya...

Proses Mikropropagasi Tanaman Kecondang (Tacca leontopetaloides L.Kuntze)

Invensi ini mengungkapkan proses mikropropagasi tanaman kecondang (Tacca leontopetaloides L. KUNTZE) untuk menghasilakan bibit secara masal meliputi tahapan sebagai berikut: melakukan sterilisasi eksplan berupa biji atau daun, melakukan pengecambahan biji dengan menggunakan media MS tanpa zat pengatur tumbuh hingga menghasilkan planlet, memotong dan memisahkan bagian-bagian planlet, menumbuhkan eksplan, melakukan perbanyak tunas, dan melakukan aklimatisasi dari kultur tunas. Proses mikropagasi tanaman kecondang (Tacca leontopetaloides L. KUNTZE) dimana pada tahap menumbuhkan eksplan dan perbanyakan tunas lebih disukai menggunakan BAP atau Kinetin sebanyak 0,5 mg/L.

Artikel Selengkapnya...
 
Copyright (c) 2024 |Dr. Rudiyanto, SP., M.Si.|Associate Researcher at Research Center for Applied Botany BRIN, Indonesia