Perlakuan Konsentrasi 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) dan Thidiazuron (TDZ) Terhadap Pembentukan Kalus Pada Helai Daun, Tangkai Daun dan Bonggol Tacca leontopetaloides

 

Tacca leontopetaloides (Linn.) O. Kuntze merupakan terna tahunan yang umbinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan alternatif. Umbi taka mengandung pati (amilosa dan amilopektin)yang mirip dengan kentang dan jagung. Salah satu teknik perbanyakan tanaman taka secara in vitro dapat dilakukan melalui pembentukan kalus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sumber eksplan dengan pemberian 2,4-D dan TDZ dalam media MS terhadap pembentukan kalus taka secara in vitro. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktor yang diujikan yakni eksplan helai daun, tangkai daun dan bonggol T. Leontopetaloides yang dikombinasikan dengan zat pengatur tumbuh 2,4D denganTDZ dengan konsentrasi 0.0, 0.25, 0.50 dan 1.00 mg/L. Peubah yang diamati yakni persentase eksplan membentuk kalus, respon pertumbuhan eksplan, dan diameter kalus. Data pengamatan dan pengambilan gambar dilakukan pada eksplan umur 8 minggusetelah kultur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan eksplan bonggol dengan media MS dengan penambahan 2,4-D dan TDZ 1.00 mg/l menghasilkan persentase eksplan membentuk kalus dan diameter kalus yang tertinggi. Kalus tidak terbentuk pada perlakuan dengan sumber eksplan helai daun dengan penambahan 0.25; 0.50 dan 1.0 mg/L 2,4-D + 1,0 mg/L TDZ serta eksplan tangkai daun dengan penambahan 1.0 mg/L 2,4-D + 1.0 mg/L TDZ.


Rudiyanto, A. F. "Martin dan TM Ermayanti.(2016). Perlakuan Konsentrasi 2, 4Dichlorophenoxyacetic acid (2, 4-D) dan Thidiazuron (TDZ) Terhadap Pembentukan Kalus Pada Helai Daun, Tangkai Daun dan Bonggol Tacca leontopetaloides." Prosiding Seminar Nasional XXV “Kimia dalam Pembangunan. 2016.


Link Download

Artikel Selengkapnya...

Analisis Klaster Pada Kultur In Vitro Tacca Lentopetaloides Hasil Iradiasi Sinar Gamma

 

Tanaman Tacca mempunyai kandungan amilosa dan amilopektin mirip dengan kentang sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat untuk diversifikasi pangan atau sebagai pangan alternatif. T. leontopetaloides secara spesifik belum dibudidayakan dan tumbuh terbatas di daerah ini di sekitar pantai, oleh karena itu pengembangan tanaman ini untuk dibudidayakan baik secara konvensional maupun dengan kultur jaringan sangat diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan galur kandidat mutan hasil iradiasi sinar Gamma yang memiliki pertumbuhan terbaik dengan melakukan analisis klaster pada kultur tunas in vitro Tacca leontopetaloides. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan kandidat tunas mutan dari Tacca leontopetaloides yang memiliki pertumbuhan terbaik. Tunas kandidat mutan dari berbagai dosis radiasi sinar gamma (5; 10; 20; 40 dan 50 Gy) disubkultur pada media MS dan pertumbuhan diamati pada kultur berumur 4 minggu. Variabel tumbuh yang diamati adalah jumlah tunas, tinggi tunas dan jumlah daun. Analisis klaster dilakukan dengan metoda ward dan euclidean distance, dilanjutkan analisis varian dengan metoda Duncan. Dari hasil analisis klaster diperoleh bahwa dari 38 klon kandidat mutan taka terbagi menjadi 3 klaster. Satu klaster terbaik memiliki perbedaan yang nyata pada semua variabel pertumbuhan yang diamati dibandingkan dengan klaster lainnya. Klon kultur mutan tacca dengan pertumbuhan terbaik terdiri dari 8 tanaman yaitu 5 Gy 12.1.1.1; 20 Gy 13.1.3.1; 20 Gy 11.1.1.1; 20 Gy 13.1.3.2; 20 Gy 7.4.1.3; 30 Gy 2.1.1.1; 30 Gy 7.1.2.4; dan 30 Gy 3.1.3.1.


Hapsari, B. W., Martin, A. F., Rantau, D. E., & Rudiyanto, E. (2015). TM, Analisis Klaster pada Kultur In Vitro Tacca lentopetaloides Hasil Iradiasi Sinar Gamma. In Seminar Nasional Hasil Penelitian Unggulan Bidang Pangan Nabati, Bogor (pp. 305-304).


Link Download

Artikel Selengkapnya...

Effect of Polyethylene Glycol Concentrations on Growth and Proline Content of Tacca leontopetaloides Shoots Cultured in vitro

Tacca leontopetaloides (called taka) is a tuberous plant producing high carbohydrate content useful as functional food. This plant grows in some limited coastal area in Indonesia. Tissue culture of this plant has been done for micropropagation and for in vitro conservations. Genetic improvement is important to produce genotypes which are able to grow in a marginal land such as in a drought condition. The aim of this research was to investigate the effect polyethylene glycol (PEG) concentrations added to culture medium on growth and proline content of taka shoots culturedin vitro. Shoots of taka were treated with 2.5-15% PEG. After 6 weeks of treatments, growth was evaluated by recording height of shoots, number of shoots, number of leaves, number of roots and fresh weight. Proline content was also determined at the same time. The results showed that growth of taka decreased along with increase in PEG concentrations. In contrary, proline content in taka explants increased along with increase in PEG concentrations. Taka produced few roots on the medium added with high level of PEG (7.5-15%).


Martin AF., Hapsari B.W, Rudiyanto and Ermayanti TM. 2016. Proceedings The 6th Indonesian Biotechnology Conference. Surakarta. 6: 299-304

Link Download


Artikel Selengkapnya...

Metode Konservasi yang disederhanakan pada Kultur Tunas Taka (Tacca Leontopetaloides L. Kuntze) Secara In Vitro

 


Invensi ini berhubungan dengan suatu metode konservasi secara in vitro, khususnya pada tanaman Taka (Tacca leontopetaloides L. Kuntze), dimana metode ini ditujukan untuk mendapatkan metode penyimpanan kultur tunas Taka yang lebih sederhana di bandingkan metode konservasi tanaman in vitro pada 10 umumnya. Adapun tahapan-tahapannya yaitu: memperbanyak sumber eksplan, yang dicirikan dengan penambahan 1 ppm Kinetin pada media MS pada suhu 25 ± 2°C selama 8-12 minggu di dalam ruang kultur dengan penyinaran kontinyu; menyederhanakan metode untuk meningkatkan lama penyimpanan eksplan pada media MS yang mengandung zat pengatur tumbuh berupa BAP dan Kinetin pada kisaran konsentrasi 0 sampai 0,5 ppm pada suhu 25°C, 13°C, dan 10°C.
Artikel Selengkapnya...

Growth and Proline Accumulation in Response to Osmotic Stress Induced by Polyethylene Glycol Treatment in Tacca leontopetaloides Cultured In Vitro

 

Tacca leontopetaloides known as Polynesian arrowroot is a wild tuberous perennial herb. In addition, T. leontopetaloides is a valuable plant not only as staple food but also as a medicinal herb. Nonetheless, there are very few literatures and research on the potential of this plant. In this study, the effect of polyethylene glycol (PEG) as stress osmoticum in T. leontopetaloides cultured in vitro on growth and proline accumulation was investigated. The shoot culture of T. leontopetaloides was subjected to six levels of PEG concentrations (2.5; 5; 7.5; 10; 12.5 and 15%). Growth parameter was evaluated by observing shoot height, number of shoots, number of leaves and number of roots for 6 weeks of culture. After 6 weeks of culture, fresh weight and proline content were determined. The results showed that number of shoots and number of leaves increased after 2.5% PEG treatment while number of roots increased after 5% PEG treatment. Conversely, higher concentrations of PEG inhibited growth. In line with this, culture fresh weight decreased along with the increase of PEG concentrations. To summarize, the growth of culture decreased along with the increase of PEG concentrations. In contrast, proline concentration increased along with the increase of PEG concentrations.


Martin, A. F., Hapsari, B. W., Rudiyanto, R., & Ermayanti, T. M. (2018). Growth and proline accumulation in response to osmotic stress induced by polyethylene glycol treatment in Tacca leontopetaloides cultured in vitro.
Artikel Selengkapnya...
 
Copyright (c) 2024 |Dr. Rudiyanto, SP., M.Si.|Associate Researcher at Research Center for Applied Botany BRIN, Indonesia