Bagaimana Nasib IHSG di Tengah Ketidakpastian & Chaos?

Dr. Rudiyanto, SP., M.Si
0

Setiap kali sebuah negara diguncang kerusuhan dan chaos, pasar saham hampir selalu menjadi korban pertama kali sebelum akhirnya berimbas ke sektor riil. Di era dimana capital outflow dapat terjadi dengan begitu sangat cepat, stabilitas politik dan keamanan menjadi fondasi yang sangat penting untuk menentukan arah pasar. Lantas bagaimana nasib bursa saham IHSG ketika kerusuhan dan penjarahan terjadi dimana-mana? Apakah para investor memutuskan untuk bertahan atau justru semakin menjauh.

Sejarah telah mencatat, pada Mei 1998, ketika Indonesia diguncang krisis politik dan kerusuhan besar, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seketika terjun bebas. Rupiah anjlok, terjadi capital outflow besar-besaran, dan investor asing dengan cepat meninggalkan Indonesia. Pasar tidak menunggu analisis teknikal secara mendalam, mereka hanya merespons akan satu hal, sentiment negatif dari “ketidakpastian”.

Gejolak pasar juga sempat terjadi di Thailand pada 2014 silam. Kudeta militer menimbulkan guncangan pasar yang hebat dan seketika menjatuhkan bursa Bangkok. Namun menariknya, begitu situasi menjadi stabil -meskipun stabilitas keamanan dibangun oleh kekuatan militer Thailand- kondisi pasar saham akhirnya berangsur pulih. Investor nampaknya lebih bisa menerima “kepastian dalam otoritarianisme” daripada “ketidakpastian” yang terus berkepanjangan.

Adapun Wallstreet sendiri menunjukkan adanya fenomena pasar yang “anomaly”. Ketika kerusuhan Capitol Hill terjadi pada Januari 2021 silam, Nasdaq dan S&P 500 hanya bergeming sesaat. Rebound terjadi dengan begitu cepat karena pelaku pasar yakin sistem politik di Amerika, betapapun terguncang akibat demonstrasi, pasar sahamnya tidak akan runtuh. Legitimasi institusi tetap kokoh, sehingga chaos dianggap hanya riak kecil di atas lautan besar para kapitalis.

Pasar begitu membenci “ketidakpastian”, tetapi masih bisa menerima bentuk “kepastian” apa pun bentuknya, bahkan kepastian yang dibangun di atas otoritarianisme sekalipun seperti di Thailand. Durasi dan skala kerusuhan juga sangat menentukan, semakin lama dan meluas, maka semakin dalam pula pasar akan jatuh. Fundamental ekonomi juga menjadi penopang, negara dengan fondasi makro yang kuat cenderung lebih cepat pulih dibanding dengan negara dengan fondasi makro yang rapuh.

Lalu bagaimana dengan Nasib IHSG?

Jika kita melihat daily chart IHSG per 29 Agustus 2025 kemarin, tren jangka menengah masih menunjukkan arah yang positif. Rangkaian pola higher low dan higher high masih terjaga. Namun, candlestick terakhir menunjukkan closing dengan penurunan 1,5 persen, menandai fase koreksi sehat setelah reli panjang sejak Juli 2025. Support terdekat IHSG berada di 7.765, sementara support penting di 7.490. Jika dua level ini jebol, ruang koreksi bisa terus melebar hingga 7.306.

Indikator teknikal juga menunjukkan sinyal yang menarik. Stochastic harian menunjukkan kondisi overbought dan mulai melengkung turun, menandakan tekanan jual dalam jangka pendek. Namun, volume penurunan tidak terlalu besar, yang menunjukkan adanya aksi profit taking. Dengan kata lain, investor belum sepenuhnya lari, hanya berhenti sejenak untuk menentukan arah pasar.

Akankah Trading Halt terjadi di IHSG?

Bursa saham adalah “etalase” kondisi ekonomi sebuah negara, yang menunjukkan barometer stabilitas sosial-politik. Koreksi teknikal memang wajar, tetapi ketika diguncang chaos politik atau kerusuhan sosial, pasar bisa terjun bebas seperti pada tahun 1998. “Capital” tak ubahnya makhluk yang penakut, ia akan lari secepat mungkin saat api menyala, dan baru akan kembali ketika “kepastian” kembali hadir.

Menjaga stabilitas ekonomi bukan hanya sekedar urusan keamanan, melainkan juga soal merawat “trust” akan kondisi fundamental negara dan performa emiten di IHSG. Di setiap negara, setiap kali ada riak sosial dan politik, dampaknya akan langsung tercermin di layar bursa. Investor tidak hanya membaca dan melihat grafik dan laporan laba-rugi, tetapi juga headline surat kabar serta sentiment pasar. Faktor yang menggerakkan lantai bursa bukan hanya angka, tetapi juga rasa aman dan kepercayaan.

Semua ulasan di atas hanyalah analisa pribadi penulis, tidak ada ajakan untuk membeli atau menjual sebuah saham ditengah “ketidakpastian” pasar. Karena sehebat apapun hasil analisa seseorang, tetap saja tidak bisa memprediksi arah pasar secara tepat 100%. Akankah Trading Halt terjadi di IHSG ditengah “ketidakpastian” dan kerusuhan akhir-akhir ini?....Nobody knows
  • Newer

    Bagaimana Nasib IHSG di Tengah Ketidakpastian & Chaos?

Post a Comment

0 Comments

Post a Comment (0)
3/related/default