Nasehat Tanpa Kata

Masih ada saudara-saudara kita,...yang keadaan mereka tidak lebih baik dari kondisi kita,...tapi entah mengapa,...mereka justru lebih banyak bersyukur kepada Allah Ta'alla dibanding kita


Masih ada saudara-saudara kita,..yang jauh lebih alim dan lebih berilmu dibanding kita,.....tetapi mereka justru lebih banyak diam dan sedikit berkomentar di sosial media


Masih ada saudara-saudara kita,...yang lebih kaya, lebih mapan dan lebih memiliki kedudukan dibanding kita,...tetapi mereka justru lebih tawadhu' dan lebih rendah hati dibanding kita

Tanpa sebuah kata, tiada pula ucapan, hanya dengan melihat mereka saja mereka sudah menasihati kita

Artikel Selengkapnya...

Nasehat Untuk Jomblowan Yang Cintanya Tertolak Oleh Seorang Akhwat

Fulan: Mas,..aku lagi patah hati nih, aku ditolak oleh seorang Akhwat,..apa nasehat mas buat saya?


Me : Ya,….cari Akhwat lain yang kira-kira mau sama antum. Udah,….selesai. Apa masalahnya?


Fulan: Mas gampang saja bilang kayak gitu. Mas ndak tahu perasaan saya sih. Saya cinta loh mas, cinta,…setengah mati. Saya ndak bisa pindah kelain hati mas, saya ndak bisa melupakan si “dia”. “dia” terlalu cantik untuk aku lupakan. Pokoknya aku akan setia menunggu mas sampai “dia” membuka pintu hatinya untukku, aku akan tetap setia menunggu


Me: Hmm,…menunggu seseorang yang tak mencintaimu dan tak mengharapkanmu itu ibarat antum nungguin kapal feri tapi nunggunya di stasiun. Terus kira-kira kapan “dia” mau dateng? Mbok uwis,..dunia ini luas kok. Masih banyak akhwat lain diluar sana, move on lah & jangan lupa berdoa supaya mendapat ganti yang lebih baik. Lebih baik lo yah,..bukan lebih cantik!


Fulan : Tapi,….kalau nanti sama akhwat lain juga ditolak bagaimana?


Me: Ya Ikhtiar lagi. Jangankan antum ya. Abu Bakar Ash-Sidiq, Umar bin Khatab hata Ali bin Abi Thalib –Radhiallahuanhum ajma’in- saja pernah ditolak oleh seorang akhwat. La antum ini siapa? Kita ini siapa? Ditolak ya,…biasa saja lah. Jangan terus minder lalu sakit hati.


Fulan : Kalau ditolak lagi dan lagi?


Me : Ya Ikhtiar lagi dan lagi to. Temenku pernah cerita. Dia punya temen yang pernah sampe 27 kali mengkhitbah akhwat. 26 kali ditolak dan yang ke 27 Alhamdulillah diterima & sekarang sudah jadi istrinya. MasyaAllah,..luar biasa ya Ikhtiarnya. La antum ini,…emang sudah berapa kali ditolak..? 1x, 2x, 3x??? cemen itu mah


Fulan : La mas sendiri emang sudah pernah ditolak berapa kali?


Me: Ada deh mau tau ajah.


Fulan : Tapi mas,…aku masih belum bisa melupakan si “dia” je. Bayang-bayang “dia” selalu saja menggelayut di pikiranku.


Me : Ya sudah,..Ikhlaskan saja. Anggaplah “dia” bukan jodohmu. Orang bilang cinta itu kan tidak harus memiliki.


Fulan : Bila cinta tak harus memiliki, lantas apakah ketika nanti aku memiliki aku tak harus cinta mas?


Me : Hmmm,…opo sih cinta kuwi? Kok kayane angel temen hidup mu gara-gara cinta. Mbok itu lihat fulan & fulanah, artis ibukota itu. Yang dulunya di pelaminan berjanji sehidup semati & sumpah setia sampai mati. Ternyatah,….baru setahun dua tahun terus cerai. Lalu setelah cerai mbaknya malah milih nikah lagi sama duda tua yang kayah rayah. Mbok nggak usah dibikin rumit, make life simple saja……, menikahlah dengan niat untuk Ibadah Lillahita’alla, wis ngono wae.


Fulan : Terus bagaimana cara mencintai yang simple itu mas?


Me : Cintailah dia karenaNya, karena keshalehannya. Jangan kamu cari wanita yang sesuai dengan seleramu tapi carilah yang pantas untuk menjadi Ibu buat anak-anakmu.


Dalam sebuah Hadist disebutkan: “Janganlah engkau mencintai seseorang dengan sangat, karena bisa jadi, orang yang paling engkau cintai itu suatu saat nanti menjadi orang yang paling engkau benci. Dan janganlah engkau membenci seseorang dengan sangat, karena bisa jadi orang yang paling engkau benci itu suatu saat nanti menjadi orang yang paling engkau cintai” (Dinukil secara makna dari HR. Tirmidzi)!


Jadi,..cintailah “dia” dengan sederhana, dan perjuangkanlah “dia” dengan cara yang sederhana pula. Bukankah kesederhanaan itu indah???


Fulan: Oh,..begitu ya mas?
Me    : Ya,..begitulah kira-kira


Fulan: Ok,..Na’am Jazakallahukhair mas atas nasehatnya. Oh ya mas, mau tanya. Btw, nasehat mas itu tadi dari baca-baca buku atau dari pengalaman pribadi mas?

Me    : No comment





Artikel Selengkapnya...

Menghapus Air Mata Cinta

 

Nasehat untuk saudaraku:

Fulan bin fulan di bumi Allah Ta’alla, An Abdillah Fil Ardhillah Al-Majhuli

 

“Aku Memohon Kepada Allah Yang Maha Pemurah, Rabb Pemilik Arsy Yang Agung, Semoga Allah Menjagamu di Dunia dan Di Akherat serta Menjadikanmu Mendapatkan Keberkahan dimanapun Engkau Berada dan Menjadikanmu Sebagai Hamba Yang Bersyukur Ketika Mendapat Nikmat, Bersabar Ketika Mendapat Cobaan serta Beristighfar Ketika Terjerumus Kedalam Dosa, Karena Sesunguhnya,.... Ketiga Hal Itulah Kunci Utama Kebahagiaan” (Al-Qawa’idul Arba’)

 

Sebuah kisah yang mengharu biru,…manakala engkau menceritakan kisah sedih itu kepadaku!…Wahai saudaraku,…seakan-akan di dunia ini tiada lagi seseorang yang lebih menderita selain dirimu!

 

Ya Akhi,.....tidak sepantasnyalah bagiku –sebagai saudara sesama muslim- justru “menari-nari” di atas kedukaan saudaranya! Karena demikianlah sejatinya akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah -Shalallahu Alaihi Wassalam-

 

“Tidaklah Sempurna Iman Seseorang Diantara Kalian Sehingga Ia Mencintai Saudaranya Sebagaimana Ia Mencintai Dirinya Sendiri” (HR. Bukhari Muslim)

 

“Seseorang Mukmin Dengan Mukmin Lainnya Ibarat Satu Tubuh! Jika Salah Satu Bagian Merasakan Sakit Maka Bagian Lainnya Ikut Pula Merasakan Sakit,…(HR. Ahmad)

 

Oleh karenanya,

 Jika sekiranya disana engkau merasakan duka,…disinipun aku merasakan luka

 Jika disana engkau merasakan pedih,…disinipun aku merasakan perih

 Karena sesungguhnya aku merasakan…..apa yang antum rasakan

 

Maka untuk Allah Azzawajalla, kemudian untuk memenuhi kewajibanku –sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat, “hak seorang muslim atas muslim yang lainnya ada enam,…,…,…,…,…,jika ia meminta nasehat maka berilah ia nasehat- maka aku tulis risalah ini. Dan aku sengaja memposting artikel ini disini dan tidak mengirimkannya lewat email pribadimu agar maslahatnya dapat diambil oleh Ikhwah yang lainnya. Mudah-mudahan engkau tetap berkenan atasnya, dan semoga kehadirannya bisa menjadi pembalut luka dihatimu.

 

Maka bersabarlah ya…..ikhwah

Serta ambilah hikmah

dan berhati-hatilah

Karena sesungguhnya “mawar” itu berduri!

 

“Katakanlah : Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, serta sanak keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah tinggalmu yang kamu sukai, adalah lebih engkau cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (At-Taubah 24).

 

Virus hati yang bernama al-isyq (cinta), ternyata telah memakan banyak korban. Mungkin anda pernah mendengar seorang pemuda nekad bunuh diri disebabkan karena putus cinta, atau tertolak cintanya. Atau mungkin anda pernah mendengar kisah Qeis yang tergila-gila kepada Laila. Kisah cinta yang bermula ketika mereka menggembala domba sewaktu kecil hingga dewasa. Akhirnya sungguh tragis, Qeis benar-benar menjadi gila ketika Laila dipersunting oleh pria lain. Apakah anda pernah mengalami problema seperti ini? Atau malah justru sedang mengalaminya saat ini? Marilah kita simak nasehat yang Insya Allah bermanfaat, yang disampaikan oleh Al-Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dalam dua karya besar beliau yakni kitab Zadul Ma’ad & Ighatsatul lahfan fi mashayidisy syaithan

 

Beliau berkata, “Gejolak cinta merupakan jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus disebabkan karena berbeda dengan jenis penyakit lain, baik dari segi bentuk, penyebabnya maupun terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam hati, maka sulit bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sangat sulit untuk disembuhkan.”

 

Kepedihan Para Pencinta Yang Mencintai Kekasih Karena Dunia

 

Jika engkau ingin tahu tentang siksaan pemburu dunia, maka renungkanlah keberadaan seseorang yang sedang didera rasa cinta; ia binasa karena orang yang dicintainya. Dan setiap kali ia mendekat dengan kekasihnya, sang kekasih menjauh daripadanya, tidak menanggapinya dan meninggalkannya. Maka dengan kekasihnya ia hidup tambah lebih merana, hampir saja ia memilih untuk mati. Kekasihnya jarang menepati janji, selalu tampil dingin, cepat berubah, mudah berkhianat, banyak bersikap mendua,…..ia tidak merasa aman dengan kekasihnya, baik atas diri dan jiwanya, padahal ia tidak memiliki kesabaran terhadapnya, tidak pula menemukan jalan buat kesenangan yang menghiburnya, dan tidak pula hubungan yang langgeng.

 

Ia adalah seorang pencinta yang belum mendapatkan apa yang dicarinya, sehingga ia hidup dengan penuh rasa sesak, iapun pergi dengan kedukaannya, dan belum mendapat apa yang ia cari, jiwanya belum beristirahat dari kelelahannya, lalu iapun keluar dengan tanpa bekal, menghadap dengan tanpa landasan.

 

Maksudnya, ini adalah penjelasan bahwa siapa yang mencintai selain Allah, sedang cintanya itu tidak karena Allah, dan tidak pula bisa membantu bagi ketaatan kepada Allah, maka ia akan diadzab di dunia dan di akhirat nanti. Sebagaimana dikatakan oleh penyair : 

“Engkau adalah korban pembunuhan oleh setiap orang yang engkau cintai, karena itu bercintalah semaumu, terserah siapa yang engkau pilih ?”

 Jadi, siapa yang mencintai sesuatu selain Allah Azza Wa Jalla, maka ia akan mendapat bahaya disebabkan oleh yang dicintainya itu, entah ia mendapatkan cintanya atau tidak.

 

Jika ia tidak mendapatkan cintanya itu, maka ia disiksa karena kehilangan apa yang dicintainya itu, sedang sakit yang ia derita sesuai dengan tingkat ketergantungan hatinya pada yang dicintainya itu.

 

Jika ia mendapatkan cintanya itu, maka ia sudah menderita sakit sebelum mendapatkannya, dan juga kesusahan saat mendapatkannya serta penyesalan saat kehilangan darinya. Sakit dan penderitaannya justru berkali lipat dari kenikmatan yang dirasakannya.

 

Sungguh, tak ada yang paling menderita di muka bumi ini, kecuali para pencinta

 meski ia mendapatkan cinta itu manis rasanya.

 Engkau lihat, ia selalu menangis dalam setiap keadaan, karena takut perpisahan atau karena rindu dendam.

 

Jika kekasihnya dekat,.....ia menangis karena takut perpisahan.

Jika kekasihnya jauh,......ia pun menangis karena didera kerinduan.

Air matanya mengalir saat bertemu.

Air matanya mengalir saat berpisah.

 

Ini adalah sesuatu yang diketahui umum, berdasarkan hikmah, penelitian, dan pengambilan pelajaran. Karena itu Nabi –Shalallahu Alaihi Wassalam- pernah bersabda : 

“Dunia ini terlaknat, semua yang ada di dalamnya terlaknat kecuali dzikrullah dan apa yang wala’ pada-Nya ( H.R. Tirmidzi dengan sanad hasan).

 

Al- Hasan juga pernah berkata: Pernah suatu kaum memuliakan dunia, lalu dunia menyalib mereka di pohon. Karena itu rendahkanlah dunia ini, karena ketenangan yang sesungguhnya diperoleh jika engkau menghinakan dunia.

 

Bagaimana virus ini bisa berjangkit ?

 

Penyakit al-isyq terjadi karena dua sebab:.

Pertama, karena menganggap indah apa-apa yang dicintainya itu.

Kedua, perasaan ingin memiliki apa yang dicintainya itu.

Jika salah satu dari dua faktor ini tidak ada, niscaya virus ini tidak akan berjangkit.

 

Penyakit al-isyq akan menimpa orang-orang yang hatinya kosong dari rasa mahabbah (cinta) kepada Allah, selalu berpaling dariNya dan dipenuhi kecintaan kepada selainNya. Hati yang penuh cinta kepada Allah dan rindu bertemu denganNya pasti akan kebal terhadap serangan virus ini.

  

Cinta dan Jenis – Jenis Nya

 

Cinta memiliki berbagai macam jenis dan tingkatan. Yang tertinggi dan paling mulia ialah mahabbatu fillah wa lillah (cinta karena Allah dan di dalam agama Allah). Yaitu cinta yang mengharuskan mencintai apa-apa yang dicintai Allah, dilakukan berlandaskan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

 

Cinta berikutnya adalah cinta yang terjalin karena adanya kesamaan dalam cara hidup, agama, madzab, ideologi, hubungan kekeluargaan, profesi, dan kesamaan dalam hal-hal lainnya.

 

Diantara jenis cinta lainnya, yakni cinta yang didasari karena motif ingin mendapatkan sesuatu dari yang dicintainya, baik karena kedudukan, harta, pengajaran, dan bimbingan atau karena kecantikan. Cinta yang didasari hal-hal seperti ini (al mahabbah al ‘ardiyah) akan hilang bersama hilangnya apa yang ingin didapatkan dari yang dicintainya itu. 

Yakinlah, bahwa setiap orang yang mencintaimu karena sesuatu, ia akan meninggalkanmu ketika ia telah mendapatkan apa yang ia inginkan dari dirimu.”


 Terapi Penyakit Al Isyq

 

  Jika terdapat peluang bagi orang yang sedang kasmaran tersebut untuk meraih cinta orang yang dikasihinya dengan ketentuan syariat dan suratan takdirnya, maka terapi yang paling utama adalah menikah. Rasulullah bersabda :

 

“Aku tidak pernah melihat ada dua orang saling mengasihi selain melalui jalur pernikahan” ( H.R. Ibnu Majah )

 

(Karena percintaan yang jauh dari nur Islam: maka awal dari cinta itu adalah kebahagiaan, pertengahannya adalah derita dan akhir dari semua itu adalah kebinasaan.)

 

   Jika  terapi pertama tidak dapat dilakukan akibat tertutupnya peluang menuju orang yang dikasihinya itu karena ketentuan syar’i dan takdir, maka hendaknya ia berusaha untuk melupakannya karena apa-apa yang diimpikannya mustahil terjadi, sebab menggantungkan kepada sesuatu yang mustahil dijangkaunya ibarat pungguk merindukan bulan dan merupakan tindakan orang-orang yang tidak berakal.

 

   Apabila kemungkinan untuk mendapatkan apa yang dicintainya terhalang karena larangan syari’at, maka terapinya yaitu dengan menganggap bahwa yang dicintainya itu bukan ditakdirkan untuk menjadi miliknya.

 

  Jika ternyata jiwanya selalu menyuruh kepada kemungkaran masih tetap menuntut, hendaklah ia mau meninggalkannya karena dua hal,

 

Pertama, karena takut kepada Allah yaitu dengan menumbuhkan perasaan bahwa ada hal yang lebih layak dicintai, lebih bermanfaat, lebih baik dan lebih kekal.

 

Kedua, keyakinan bahwa berbagai kemungkinan yang menyakitkan akan ditemuinya jika gagal melupakan yang dikasihinya.

 

  Jika hawa nafsunya masih tetap bersikeras, maka hendaknya ia berfikir tentang dampak negatif dan kerusakan yang akan ditimbulkannya dan maslahat yang gagal diraihnya.

 

 Jika terapi ini tidak mempan maka hendaknya ia selalu mengingat sisi-sisi buruk kekasihnya. Jika ia mau mencari kejelekan yang ada pada kekasihnya, niscaya dia akan mendapatkannya lebih dominan daripada keindahannya.

 

   Jika terapi ini masih  saja tidak mempan baginya, maka terapi terakhir yaitu mengadu dan memohon dengan jujur kepada Allah dan berusaha untuk tetap sabar dan tawakal untuk menerima takdir-Nya.

 

Karena jika ia bersabar maka ia akan mendapatkan pahala dari sisi  Allah Ta’alla, tetapi bila ia marah dan hatinya menjadi galau maka ia sudah kehilangan kekasihnya, kehilangan pula pahala dari Allah –Subhanahuwata’alla-.  .

 

 Penutup

 

Demikianlah kiat-kiat untuk menyembuhkan penyakit Al-Ishiq. Namun ibarat pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. maka bagi Ikhwah yang belum terjangkiti virus ini, maka lebih baik menghindar. Bagaimana cara menghindarinya? Tidak lain yaitu dengan taskiyatun nafs.

 

Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat, amin.

 

***

 

Noted, Mutiara Hikmah;

 

“Cinta itu tumbuh, bukan karena kecantikan ataupun karena keelokan rupa, cinta itu tumbuh karena adanya kesesuaian jiwa” (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)

 

Para ulama salaf pernah menyatakan: 

Mencintai karena Allah Ta’alla –yang hakiki- adalah jika kecintaan tersebut tidak bertambah karena sikap baik seseorang kepada kita, sebagaimana kecintaan tersebut tidak berkurang karena sikap buruk seseorang atas kita

 “Janganlah engkau mencintai seseorang dengan sangat, karena bisa jadi, orang yang paling engkau cintai itu suatu saat nanti menjadi orang yang paling engkau benci. Dan janganlah engkau membenci seseorang dengan sangat, karena bisa jadi orang yang paling engkau benci itu suatu saat nanti menjadi orang yang paling engkau cintai” (Dinukil secara makna dari HR. Tirmidzi)

 

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Al-Baqarah 216)

Artikel Selengkapnya...

Larangan Bersikap Sombong, Ujub dan Takabur dalam Beragama

Jika Allah membukakan untukmu pintu shalat malam, janganlah engkau melihat orang-orang yang tidur dengan pandangan merendahkan


Jika Allah membukakan untukmu pintu puasa, janganlah engkau melihat orang-orang yang tidak berpuasa dengan pandangan merendahkan


Jika Allah membukakan untukmu pintu jihad, janganlah engkau melihat orang-orang yang tidak berjihad dengan pandangan merendahkan


Bisa jadi orang yang tidur, orang yang tidak berpuasa, dan orang yang tidak berjihad, dia lebih dekat dengan Allah dibandingkan dirimu


Dan sungguh engkau menghabiskan malam dengan tidur dan bangun pagi dalam keadaan menyesal, itu lebih baik dibandingkan engkau menghabiskan malam dengan shalat, namun di pagi hari engkau merasa ujub 


Karena sesungguhnya orang yang ujub, amalnya tidak akan naik (tidak akan diterima disisi Allah Subhanahuwata'alla)


(Ibnul Qayyim Al-Jauziyah- Madaarijus Saalikiin, 1/177)


Ya akhi,.....baca kembali siroh perjalanan hidup orang-orang shaleh. Baik itu dari kalangan Anbiya' dan Rasul Allah, Para Sahabat, Para Tabi'iin, Tabiut Tabi'iin, serta para Ulama' A'immah kita


Dengan membaca siroh perjalanan hidup mereka, mengkaji dan menelaahi biografi mereka kemudian setelah itu kita bercermin, siapakah diri kita ini diantara mereka, InsyaAllah,..kita akan menjadi lebih Tawadhu' dalam banyak hal


Sebagaimana seorang alim pernah berwasiat kepada murid muridnya:


"Lihatlah keberadaan dirimu,... jangan engkau bandingkan dirimu dengan teman-temanmu, jangan engkau bandingkan dirimu dengan sanak familimu dan jangan pula engkau bandingkan dirimu dengan tetangga di kanan dan kirimu,....Akan tetapi bandingkanlah dirimu dengan para Ulama',...bandingkanlah dirimu dengan para pendahulu-pendahulu kalian,...dari kalangan sahabat dan Tabi'in. Engkau,...... belum memiliki apa-apa"


Subhanallah,... sekarang,….apa yang mau kita sombongkan? amal shaleh apa yang mau kita bangga banggakan?


Artikel Selengkapnya...

Apakah Hakekat Kebenaran itu?..... What is the ultimate truth?

  Di dalam kitab Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah- pernah memberikan definisi serta batasan dari makna kata “Dhallin”, beliau berkata: 

“Orang yang sesat,…adalah orang yang menyangka bahwa dirinya itu berada di atas jalan kebenaran, sedangkan dia sendiri tidak tahu,…..apa itu kebenaran?” 

Lantas apa sih kebenaran itu? Ada yang berpendapat bahwa kebenaran itu adalah sesuatu yang sesuai dengan hati nurani dan akal sehat. Namun kemudian timbul beberapa pertanyaan:


1.Apabila hati nurani saya dengan hati nurani anda berbeda dan hati nurani fulans (orang lain jamak) juga berbeda, lantas hati nurani siapakah yang berada di atas kebenaran dan hati nurani siapakah yang bisa dijadikan sandaran atas nilai kebenaran itu?


2.Apabila akal sehat saya dengan akal sehat anda berbeda serta akal sehat fulans juga berbeda, lantas akal sehat siapakah yang berada di atas kebenaran dan akal sehat siapakah yang bisa dijadikan rujukan atas nilai kebenaran itu?


3.Apabila dikatakan sesuai dengan akal sehat, tentu akan ada akal yang sakit. Terus siapa Dokter/ Psikolog yang berhak menentukan bahwa si A akalnya sehat dan si B akalnya sakit. Dokter/ Psikolognya siapa?????


Ada lagi yang berpendapat bahwa kebenaran itu sesuatu yang bersifat relatif/ nisbi. Tapi kemudian ada pertanyaan lagi, bagaimana hal itu bisa terjadi? Bagaimana mungkin sesuatu yang berbeda dan bertentangan antara satu dengan yang lain kemudian dikatakan dua-duanya sama dan dua-duanya benar? Tiga-tiganya sama dan tiga-tiganya benar, Empat-empatnya sama dan empat-empatnya benar dst.


Jika kebenaran itu nisbi tentu saat lulus dari kuliah dulu transkrip nilai kita sama semuanya, IPK kita sempurna (Summa Cum laude/ 4.00). Karena kebenaran itu relatif maka Dosen tidak boleh merasa benar sendiri kemudian menghukumi mahasiswanya salah, karena apa yang ditulis oleh mahasiswa di lembar jawaban saat ujian dulu adalah benar menurut hati nuraninya masing-masing.


Begitu juga dengan penyelenggara test kompetensi, TPA, TOEFL dll, karena kebenaran itu relatif maka penyelenggara test harusnya menghormati serta menghargai pilihan-pilihan peserta test dan tidak boleh menyalahkan pilihan jawaban mereka. Karena kebenaran itu relatif maka pada saat lulus dari kuliah dulu IPK kita 4.00 dan skor test kita sempurna. Semuanya senang, semuanya happy,…itu ekspektasinya…… tapi realitanya??????


Jadi kesimpulannya,….Apa sih kebenaran itu??  What is the ultimate truth? 

Silahkan direnungkan,…..mudah-mudahan anda dapat menemukan titik temu!!!!

Artikel Selengkapnya...

Karena Satu Peristiwa,….Dapat Mengubah Segalanya

Dulu,….teman saya SMA itu “gaulnya” kayak apa. Lama tak berjumpa,…lama tak bersua,…melihat wall timeline fbnya, sekarang ia memilih jalan untuk hijrah dan kembali kepadaNya, Alhamdulillah saya turut berbahagia. Kini,..iapun tak segan mengenakan Hijab Syar’i. Tak perlu saya sebut nama disini,..karena ia sudah cukup ternama seantero negri.

Teman saya yang satunya lagi,..dulunya adalah seorang Akhwat Hijaber, aktivis dakwah serta anggota rohis di sekolah…lama tak berjumpa,…lama tak bersua,..melihat wall timeline fbnya ada banyak hal yang membuat saya miris, mulai dari postingan progresif, aneh dan tak logis, hingga akhirnya,….kini ia mengikrarkan diri sebagai seorang kiri. Hijabnyapun tak pernah dikenakan lagi.

Entah,…peristiwa apa yang telah menimpa mereka,..tapi itu semua,…telah mengubah segalanya.

Konon,…dulu Charles Darwin adalah seorang yang sangat religius. Namun semenjak ia kehilangan putri tercintanya,….iapun mulai berubah. Mulai dari menggugat keadilan Tuhan. Sampai dengan titik nadir,…”Menolak Keberadaan Tuhan”.
Karena satu peristiwa,….telah mengubah segalanya.
Sesungguhnya tak hanya Darwin yang merasakan pain, disana masih ada contoh teladan lain. Adalah Rasulullah Muhammad –Shalallahu alaihiwassalam-, beliau lahir kedunia dalam keadaan yatim, ditinggalkan oleh sang Ibunda semenjak beliau masih balita, diasuh oleh sang kakek tak seberapa lama hingga beliau menginjak remaja. Dan semasa hidupnya beliau sempat kehilangan Ibrahim sang putra tercinta. Tubuh yang tegap dan gagah itupun tak kuasa menahan air mata.

Engkau ya Rasulullah,..engkau seorang Nabi dan engkau menangis serta meneteskan air mata? Demikian pertanyaan salah seorang Sahabat –Radhiallahuanhu-. “Ini,…adalah air mata kasih sayang” jawab beliau (Aukamaqalla–Shalallahu alaihiwassalam-). Peristiwa demi peristiwa itu tak membuat beliau –Shalallahu alaihiwassalam- kemudian berubah menjadi hamba yang inkar serta kufur kepadaNya.

Hidup itu pilihan, engkau berhak memilih siapa yang engkau cintai dan siapa yang engkau teladani, dan kelak,…engkau akan bersama dengan siapa yang engkau cintai dan yang engkau teladani.

Ibarat satu titik hitam kecil di sebuah dinding putih yang lebar dan luas,..itulah yang dilihat oleh Darwin. Ia hanya fokus melihat satu titik hitam itu dan terus mendekat dan mendekat. Jika kita merasakan pain, janganlah kita melihat sebagaimana cara melihat Darwin. Coba mundurlah sejenak. Masihkah terlihat titik hitam di dinding putih yang lebar dan luas itu? Jika masih terlihat,…maka mundurlah lagi,..mundur lagi dan lagi.

Bukankah nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya jauh lebih banyak dari cobaan yang menimpa kita? Kalaupun kita berusaha menghitung berapa jumlah nikmat yang telah diberikanNya, maka kita tak akan mampu menghinggakannya.

Maka teruntuk anda yang telah mendapatkah Hidayah,…maka bersyukurlah. Tak perlu pongah,..apalagi jumawah. Karena bisa saja,….karena satu peristiwa,…bisa mengubah segalanya. Dan jangan lupa pula untuk senantiasa berdoa disetiap hela nafas kita:

 "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)" (Qs. Ali Imran: 8)

 "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir" (Qs. Al-Baqarah: 286)

 
Artikel Selengkapnya...

Seberapa Panjang DNA Yang Dimiliki Seorang Manusia Dewasa?

"If you uncoiled all the DNA in Your body and placed it end-to-end, it would be about 67 billion miles long. That’s more than 14 Times the distance between earth and Pluto".

MasyaAllah, Is that amazing?
Mungkin reference di atas kelihatanya agak “Lebay” Yuk,..kita coba hitung-hitung sendiri! Whole Genome 1 set kromosom manusia (23 Pasang): 300 M bp, Jumlah sel seorang manusia dewasa: ± 10 T, Jarak antar Base pair: ~3,4 Angstroms; 1 Angstroms: 0.00000000010 meter. Jadi kalkulasinya= 10.000.000.000.000 x 300.000.000 x 3,4 x 0.00000000010 = 1.020.000.000.000 meter (CMIIW). Make sense, Nukleotida sebegitu panjang.....di zip zip zip zip zip zip zip dan jadilah anda.
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun, atukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Robbmu atau merekakah yang berkuasa? (QS: Ath Thuur: 35-37)
Dan yang menarik lagi dari whole genome yang 300 Mbp di atas, ternyata baru 2% saja yang berhasil diidentifikasi fungsinya, sedangkan yang 98% masih unknown sequence. Sebagian ilmuwan memang menganggap Repetitive sequence tersebut dengan istilah "Junk DNA" tetapi penulis sendiri lebih prefer dengan istilah "Unknown sequence". Apakah Repetitive Sequence itu dalam kondisi tertentu (pengaruh mutasi atau pemendekan telomer) kemudian nanti berubah menjadi housekeeping genes? Dan apakah repetitive sequence itu sebenarnya encrypted sequence? Belum ada yang tahu. Jadi.... tidak usah jauh-jauh, pengetahuan kita,….tentang diri kita sendiri,…..ternyata masih sangat-sangat minim. Lantas,..untuk apa kita bersikap Jumawa?
"The more you know, the more you realize how much you dont know. The less you know, the more you think you know"
"...Dan tidaklah diberikan kepada mereka ilmu melainkan hanya sedikit" (Qs. Al-Israa': 85)
Artikel Selengkapnya...

Apakah menjadi kaya itu sesuatu yang tercela?

Menjadi kaya bukanlah sesuatu yang tercela, akan tetapi cara untuk menjadi kaya serta digunakan untuk apa kekayaan itulah yang menentukan seseorang itu tercela atau mulia.

Nabi Daud dan Nabi Sulaiman -Alaihisallam- adalah seorang Raja dan memiliki kekayaan yang tak seorangpun mampu menandinginya di zamannya, akan tetapi mereka berdua dikenal sebagai pribadi yang shaleh serta Zuhud terhadap dunia.

Dunia ada di genggaman tangannya akan tetapi hati mereka di akherat.

Menjadi kaya itu bukanlah ketika kamu mampu membeli segala sesuatu,...... 
Namun menjadi kaya itu adalah, ketika segala sesuatu..........
tidak mampu membelimu,.....membeli prinsipmu,.....membeli integritasmu...
Artikel Selengkapnya...

Bagaimana Pandangan Islam tentang Rasisme?

Tidak ada keutamaan orang Arab atas orang ajam (non Arab). Tidak pula Orang Asia atas bangsa Eropa. Islam tidak pernah mengatakan bahwa orang Arab lebih mulia sementara orang Bule (Eropa) tercela.

Di Arab sendiri kita mengenal sosok yang bernama Abu Jahal, Abu Lahab, Abdullah bin Ubay bin Salul dan yang semisal dengan mereka. Tidaklah disebut nama mereka, kecuali umat Islam mendoakan dengan doa kejelekan untuk mereka. Laknatullah alaih (Semoga Allah Ta'alla melaknat mereka). Padahal mereka bertiga adalah orang-orang Arab.
Kitapun mengenal Ulama besar yang bernama Muhammad bin Ismail Al-Bukhari atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Bukhari? Darimana beliau berasal? Dari negri Bukhara (Eropa Timur) beliau adalah orang yang berkulit putih.
Kitapun mengenal Sahabat Nabi yang bernama Suhaib Ar-Rumi. Meskipun ahli sejarah berpendapat bahwa Sahabat Suhaib tidak asli keturunan bangsa Romawi akan tetapi disebutkan dalam kitab Tarikh bahwa beliau seseorang yang berambut pirang (Orang bule).
Tidaklah disebut nama Imam Bukhari kecuali umat Islam mendoakan kebaikan untuk beliau -Rahimahullah- (Semoga Allah Ta'alla Merahmati beliau). Dan Tidaklah disebut nama Sahabat Suhaib Ar-Rumi kecuali diiringi doa -RadhiAllahuanhu- (Semoga Allah Ta'alla Meridhainya).
Maka siapapun anda? Apakah anda orang Arab, Orang Tiongkok, Orang Jawa, Orang Sunda, Orang Batak, Orang Papua. Apakah anda orang berkulit putih, sawo matang maupun berkulit gelap. Apakah anda berambut lurus, bergelombang maupun berambut keriting. Disisi Allah Ta'alla anda adalah sama, yang membedakan hanyalah keimanan dan ketakwaannya, itu saja.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
Anda yang tampan, yang cantik maupun anda yang biasa-biasa saja, dimata Allah Ta’alla anda adalah sama. Anda menjadi orang kaya maupun menjadi orang miskin, Allah Ta’alla tidak membeda-bedakannya. Tetapi Allah Ta’alla melihat kepada hati dan juga amal-amalan kita.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa (wajah) kalian dan tidak pula harta-harta kalian akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amalan-amalan kalian" (HR. Muslim)
Artikel Selengkapnya...

Arti Sebuah Kebahagiaan?

Manusia adalah makhluk yang unik. Unik, karena setiap insan individu tentu memiliki passion, hasrat, keinginan serta cita-cita yang berbeda antara satu dengan yang lain. Namun diantara keunikan itu, setiap manusia memiliki tujuan yang sama di dalam hidup yakni untuk memperoleh sebuah kebahagiaan.

Lantas, sebenarnya apa itu kebahagiaan? Ada yang mendefinisikan kebahagiaan itu sebagai suatu hal yang absurd (sesuatu yang tidak diindra namun dapat dirasa). Benarkah kebahagiaan dapat diraih manakala seesorang telah mampu memperoleh popularitas & kekuasaan? Benarkah kebahagiaan dapat diraih manakala seseorang itu telah mampu meraih sukses dalam karir serta menjadi seorang yang kaya raya? 


Jim Carrey (seorang aktor & komedian Hollywood yang terkenal di era 90-an) pernah mengatakan:
"I think everybody should get rich and famous and do everything they ever dreamed of, so they can see that it is not the ANSWER" 
Lantas apa jawabannya?

Ada lagi Christina onassis (artis yang terkenal di era akhir tahun 80an). Dia cantik, kaya raya, punya harta warisan berlimpah. Bahkan beberapa mas media menyebutkan bahwa dia mewarisi harta kekayaan ayahnya senilai $500 juta (waw,….tahun segitu, 500 M dollar gedhe banget). Tapi kekayaan itu ternyata tidak membuat C. Onassis bahagia dan akhir perjalanan hidupnya justru berakhir tragis dengan cara bunuh diri. 

Ada lagi Dale Carnegie, seorang motivator & penulis buku terkenal di jamannya. Dia banyak menulis buku berisi motivasi, serta cara meraih hidup sukses & bahagia. Dan buku-bukunyapun banyak yang menjadi best seller. Tetapi ketika ia menghadapi sebuah “Realita” ternyata tak semudah mengayunkan sebuah pena serta tak semudah menyusun kata-kata. Akhir perjalanan hidupnya juga kelam, frustasi lalu bunuh diri. 

Lantas bagaimana bisa meraih kebahagiaan itu???

Ada sebuah lantunan doa yang sangat indah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad At-Tamimi –rahimahullah- dalam karya beliau Al-Qawa’idul Arba’. Dalam preambul matan kitab yang beliau tulis beliau menyisipkan sebuah doa untuk pembacanya:


“Aku Memohon Kepada Allah Yang Maha Pemurah, Rabb Pemilik Arsy Yang Agung, Semoga Allah Ta’alla Menjagamu Di Dunia Dan Di Akherat Serta Menjadikanmu Mendapatkan Keberkahan Dimanapun Engkau Berada Dan Menjadikanmu Sebagai Hamba Yang Bersyukur Ketika Mendapat Nikmat, Bersabar Ketika Mendapat Cobaan Serta Beristighfar Ketika Terjerumus Kedalam Dosa, Karena Sesunguhnya Ketiga Hal Itulah Kunci Utama Kebahagiaan” 
Jadi menurut beliau,..kebahagiaan itu sederhana: Bersyukur ketika mendapat nikmat, bersabar ketika mendapat cobaan serta beristighfar ketika terjerumus dalam dosa.

Seberapa Panjang DNA Yang Dimiliki Seorang Manusia Dewasa?

Artikel Selengkapnya...
 
Copyright (c) 2024 |Dr. Rudiyanto, SP., M.Si.|Associate Researcher at Research Center for Applied Botany BRIN, Indonesia