Perlakuan Konsentrasi 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) dan Thidiazuron (TDZ) Terhadap Pembentukan Kalus Pada Helai Daun, Tangkai Daun dan Bonggol Tacca leontopetaloides

Posted on
  • Saturday, September 7, 2024
  • by
  • in
  • Label: , , , , , ,
  •  

    Tacca leontopetaloides (Linn.) O. Kuntze merupakan terna tahunan yang umbinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan alternatif. Umbi taka mengandung pati (amilosa dan amilopektin)yang mirip dengan kentang dan jagung. Salah satu teknik perbanyakan tanaman taka secara in vitro dapat dilakukan melalui pembentukan kalus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sumber eksplan dengan pemberian 2,4-D dan TDZ dalam media MS terhadap pembentukan kalus taka secara in vitro. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktor yang diujikan yakni eksplan helai daun, tangkai daun dan bonggol T. Leontopetaloides yang dikombinasikan dengan zat pengatur tumbuh 2,4D denganTDZ dengan konsentrasi 0.0, 0.25, 0.50 dan 1.00 mg/L. Peubah yang diamati yakni persentase eksplan membentuk kalus, respon pertumbuhan eksplan, dan diameter kalus. Data pengamatan dan pengambilan gambar dilakukan pada eksplan umur 8 minggusetelah kultur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan eksplan bonggol dengan media MS dengan penambahan 2,4-D dan TDZ 1.00 mg/l menghasilkan persentase eksplan membentuk kalus dan diameter kalus yang tertinggi. Kalus tidak terbentuk pada perlakuan dengan sumber eksplan helai daun dengan penambahan 0.25; 0.50 dan 1.0 mg/L 2,4-D + 1,0 mg/L TDZ serta eksplan tangkai daun dengan penambahan 1.0 mg/L 2,4-D + 1.0 mg/L TDZ.


    Rudiyanto, A. F. "Martin dan TM Ermayanti.(2016). Perlakuan Konsentrasi 2, 4Dichlorophenoxyacetic acid (2, 4-D) dan Thidiazuron (TDZ) Terhadap Pembentukan Kalus Pada Helai Daun, Tangkai Daun dan Bonggol Tacca leontopetaloides." Prosiding Seminar Nasional XXV “Kimia dalam Pembangunan. 2016.


    Link Download

     
    Copyright (c) 2024 |Dr. Rudiyanto, SP., M.Si.|Associate Researcher at Research Center for Applied Botany BRIN, Indonesia