Kekuatan Sebuah Konsistensi: Dari Satu Paragraf Menuju Sebuah Karya Tulis Ilmiah

Posted on
  • Monday, June 9, 2025
  • by
  • in
  • Label: , , ,
  • Setiap orang yang pernah memulai perjalanan menulis, meneliti, atau mengejar karir akademik pasti pernah merasa insecured yang diakibatkan karena besarnya tujuan akhir yang ingin dicapai yakni menyelesaikan sebuah paper, tesis, atau bahkan buku atau karya tulis ilmiah. Namun, ada hal sederhana yang perlu untuk terus kita ingat yakni konsistensi kecil dapat menghasilkan dampak besar.

    Secara perhitungan matematis: 1.01^365 = 37.783. Angka ini bukan sekadar perhitungan, melainkan simbol sebuah kekuatan persistensi yakni peningkatan kecil yang terus terakumulasi setiap hari. Jika kita menaikkan usaha 1% saja setiap hari, maka dalam waktu satu tahun kita akan mendapatkan hasil 37 kali lipat lebih baik dibandingkan saat kita memulai sesuatu. Sebaliknya, jika kita tidak melakukan apa-apa, atau malah sedikit demi sedikit mundur dan inkonsisten, hasil akhirnya bisa sangat jauh dari yang kita harapkan.


    Dapat kita bayangkan, jika seandainya kita dapat menulis satu paragraf saja per hari. Tidak perlu kalimat yang sempurna. Tidak perlu panjang. Hanya satu paragraf saja. Maka dalam satu tahun, kita akan memiliki lebih dari 365 paragraf—jumlah yang cukup untuk menghasilkan lebih dari satu karya tulis ilmiah. Bahkan jika sebagian besar dari paragraf-paragraf itu nantinya perlu diedit ulang, kita tetap sudah punya “bahan mentah” untuk kemudian dipoles dan diperbaiki. Dibandingkan hanya dengan menunggu “inspirasi” atau adanya momen "good mood" untuk memulai menulis, tindakan kecil ini apabila dilakukan setiap hari akan jauh lebih berharga.


    Pelajaran yang dapat kita petik dari “profound quote” ini adalah: kemajuan kecil lebih baik daripada tidak ada kemajuan sama sekali. Dalam dunia akademis, di mana pressure/ tekanan dan beban kerja sering kali membuat kita menunda untuk menulis, maka filosofi "satu paragraf sehari" adalah bentuk perlawanan terhadap rasa malas dan sikap perfeksionisme yang dapat melumpuhkan kreatifitas. Seneca, pernah mengatakan: "While we wait for life, life passes." ketika kita menunggu waktu ideal untuk mulai, maka kesempatan pun akan berlalu.


    Maka, mari kita mulai hari ini, bukan besok, bukan minggu depan. Tulislah satu paragraf. Catat satu ide. Baca satu halaman. Jadikan itu kebiasaan. Karena pada akhirnya, keberhasilan bukan milik mereka yang bergerak cepat sesekali, tetapi milik mereka yang melangkah kecil namun konsisten setiap hari.


    Seperti kata yang tertera dalam ilustrasi gambar di atas: Be persistent. Jadilah pribadi yang gigih. Karena dari kegigihan itulah, InsyaAllah akan lahir karya-karya besar.

     

     
    Copyright (c) 2025 |Dr. Rudiyanto, SP., M.Si.|Associate Researcher at Research Center for Applied Botany BRIN, Indonesia