"Ada yang bilang kalau
kerapihan meja kerja adalah refleksi dari kejernihan cara berpikir seseorang...
"
Ungkapan ini kerap kita dengar,
apalagi dalam konteks produktivitas dan manajemen waktu. Meja yang rapi sering
diasosiasikan dengan pikiran yang sistematis, logis, dan efisien. Tapi benarkah
demikian? Ataukah ini hanya stereotip semata?
"Ah…..Ndak juga. Meja kerja
sangat rapi bisa jadi karena memang ndak pernah dipakai kerja,…..wkwkwkwk."
Sebuah sindiran yang mungkin asumsinya
benar. Tak semua meja rapi adalah representasi dari kerja keras. Dalam beberapa
kasus, meja justru bersih karena kosong aktivitas.
Silahkan lihat gambar di atas. Itu
adalah potret meja kerja Albert Einstein, yang terlihat berantakan, penuh
kertas, buku, dan catatan yang tampak acak-acakan. Tapi siapa yang bisa
meragukan kedalaman berpikir dan kontribusi ilmiahnya terhadap dunia science? Bahkan
ia sendiri pernah berkata:
"If a cluttered desk is a sign of a cluttered mind, of what, then, is an empty desk a sign of?"
Meja
Semrawut, Pikiran Rumit? Belum Tentu.
Penelitian psikologi modern menunjukkan
perspektif yang cukup menarik. Sebuah studi dari University of Minnesota oleh
Kathleen Vohs (2013) menemukan bahwa lingkungan
kerja yang berantakan justru dapat mendorong kreativitas. Partisipan
yang bekerja di ruangan tak rapi justru menghasilkan ide-ide yang lebih
inovatif dibanding mereka yang berada di lingkungan yang tertata rapi.
Lingkungan
yang tidak terorganisir, menurut Vohs, mendorong
otak untuk berpikir out of the box, tidak terbatas oleh kerangka berpikir
yang kaku. Ini sejalan dengan karakter banyak ilmuwan besar dan seniman yang
meja kerjanya jauh dari kata rapi seperti Einstein, Mark Twain, hingga Steve
Jobs.
Sebaliknya,
Meja Rapi = Fokus dan Disiplin
Namun,
bukan berarti meja rapi tidak ada manfaatnya. Studi yang sama juga menunjukkan
bahwa lingkungan kerja yang bersih dan
terorganisir cenderung membuat orang mampu membuat keputusan yang lebih hati-hati.
Hal ini mengindikasikan bahwa keteraturan membantu dalam pengambilan keputusan yang sistematis dan
rasional.
Jadi,
Mana yang Lebih Baik?
Hmmm,….tentu tergantung perpektif masing-masing
sesuai pada jenis pekerjaan dan gaya berpikir masing-masing individu. Untuk pekerjaan yang menuntut ketelitian dan terstruktur, seperti akuntan atau project manajemen,
meja rapi mungkin lebih terlihat elegan di mata klien. Namun untuk pekerjaan
yang bersifat kreatif, konseptual, dan
ilmiah, seperti penulis, peneliti, atau seniman, meja berantakan kadang justru
bisa menjadi “sumber inspirasi” untuk membantu menemukan ide baru.
Pada akhirnya, meja kerja adalah
perpanjangan dari cara seseorang berpikir dan bekerja. Tidak ada satu standar
yang benar untuk semua. Entah rapi atau berantakan, yang penting adalah meja itu berfungsi sebagai alat bantu,
bukan sekadar pajangan untuk memenuhi ekspektasi seseorang.