Kultur jaringan tanaman (KJT)
merupakan teknik budidaya tanaman secara in vitro yang memanfaatkan kemampuan
totipotensi sel tanaman untuk tumbuh dan berdiferensiasi dalam kondisi
laboratorium yang aseptik atau suci hama. Teknologi ini memainkan peran vital
dalam hal konservasi tumbuhan langka, produksi metabolit sekunder, dan
perbanyakan massal tanaman atau “mass
propagation” yang bernilai ekonomi tinggi dan perbanyakan tanaman yang berpotensi
sebagai biofarmaka. Dengan terus meningkatnya “erosi genetik” terhadap sumber daya hayati akibat eksploitasi lahan
yang berlebihan, degradasi habitat, dan perubahan iklim, KJT dapat menjadi
alternatif untuk perbanyakan tanaman yang sustainable
dan sangat berpotensi dalam menunjang kemajuan bioteknologi tanaman saat
ini.
Studi review yang dilakukan oleh
Shivani Negi dan koleganya ini menggunakan analisis bibliometrik berbasis data
Scopus untuk menganalisis perkembangan literatur KJT secara global (internasional)
mulai dari tahun 1933 hingga 2023. Data dianalisis menggunakan software VOSviewer
dengan pendekatan pemetaan ilmiah dan analisis kinerja. Fokus utama adalah
mengevaluasi jumlah publikasi, negara dan penulis paling produktif, tren kata
kunci, serta kolaborasi internasional dalam bidang KJT.
Hasil dan Temuan Utama
Pertumbuhan Eksponensial Publikasi
Jumlah publikasi dalam bidang KJT menunjukkan peningkatan yang signifikan,
khususnya sejak tahun 1975. Tahun 2022 menjadi puncak produktivitas dengan
165 publikasi, mengindikasikan meningkatnya ketertarikan terhadap
teknologi ini seiring dengan kebutuhan konservasi dan peningkatan perkembangan
bioteknologi tanaman.
Kontribusi Negara dan Kolaborasi Internasional
India menjadi negara dengan kontribusi terbanyak (462 publikasi), diikuti
oleh Amerika Serikat (367), Tiongkok, Brasil, dan Jepang. Namun, AS
mencatat rata-rata sitasi tertinggi per artikel (80,55), mencerminkan
kualitas dan dampak yang tinggi dari penelitian mereka. Kolaborasi
internasional paling banyak terjadi antara AS dan 38 negara lain, termasuk
India dan Tiongkok. Semoga saja Peneliti Indonesia bisa segera menyusul
dari ketertinggalan ini
Jurnal dan Artikel Paling Berpengaruh
Plant Cell, Tissue and Organ Culture menjadi jurnal dengan
publikasi terbanyak, sedangkan artikel "Floral Dip" oleh Clough
dan Bent (1998) menjadi yang paling banyak disitasi (22.049 sitasi). Tokoh
sentral seperti Murashige dan Skoog juga menempati posisi teratas dalam
analisa co-citation.
Tren Kata Kunci dan Fokus Penelitian
Enam klaster tematik diidentifikasi berdasarkan kata kunci yang sering
muncul, seperti “plant tissue culture”, “micropropagation”, “somatic
embryogenesis”, hingga integrasi teknologi seperti kecerdasan buatan atau AI
dan juga penggunaan bioreaktor. Fokus utama meliputi:
- Produksi metabolit sekunder (klaster 1)
- Regenerasi dan konservasi spesies tanaman langka (klaster 2)
- Embriogenesis somatik dan organogenesis (klaster 3)
- Mikropropagasi dan variasi somaklonal (klaster 4)
- Senyawa bioaktif dan aktivitas antioksidan (klaster 5)
- Regulasi hormon tanaman dan aplikasi AI (klaster 6)
Hasil Studi literatur ini
menunjukkan bahwa bahwa KJT telah berevolusi menjadi tools dalam perkembangan bioteknologi
tanaman modern yang sangat esensial di bidang pertanian, hortikultura, dan
konservasi tanaman. Peningkatan publikasi rata-rata sebesar 5,44% per tahun
menunjukkan dinamika riset yang aktif dan relevan. Peran penting KJT juga
terlihat dalam dunia riset dalam skup peningkatan kualitas genetik tanaman,
produksi tanaman bebas penyakit, dan pengembangan varietas unggul.
Ditemukannya penulis dan jurnal yang
paling berpengaruh memberikan acuan penting bagi peneliti baru dalam memilih
referensi dan mitra kolaborasi. Selain itu, potensi pemanfaatan AI menandai
fase baru dalam efisiensi dan otomatisasi proses kultur jaringan tanaman.
Dalam rentang hampir satu abad atau 90
tahun, riset KJT telah berkembang pesat secara kuantitatif dan kualitatif, dan mengakar
kuat dalam ekosistem sains secara global. Hasil penelitian ini bukan hanya
memberikan wawasan historis, tetapi juga peta jalan bagi penelitian masa depan
dalam bidang Kultur Jaringan Tanaman. Dengan terus meningkatnya tantangan di
bidang pertanian dan lingkungan, kultur jaringan tanaman diperkirakan akan
memainkan peran yang semakin sentral dalam inovasi bioteknologi yang berkelanjutan.
Referensi Review Jurnal: