Menelusuri Perkembangan Bidang “Kultur Jaringan Tanaman” Sebuah Tinjauan Bibliometrik Secara Global

Posted on
  • Sunday, June 22, 2025
  • by
  • in
  • Label: ,
  • Kultur jaringan tanaman (KJT) merupakan teknik budidaya tanaman secara in vitro yang memanfaatkan kemampuan totipotensi sel tanaman untuk tumbuh dan berdiferensiasi dalam kondisi laboratorium yang aseptik atau suci hama. Teknologi ini memainkan peran vital dalam hal konservasi tumbuhan langka, produksi metabolit sekunder, dan perbanyakan massal tanaman atau “mass propagation” yang bernilai ekonomi tinggi dan perbanyakan tanaman yang berpotensi sebagai biofarmaka. Dengan terus meningkatnya “erosi genetik” terhadap sumber daya hayati akibat eksploitasi lahan yang berlebihan, degradasi habitat, dan perubahan iklim, KJT dapat menjadi alternatif untuk perbanyakan tanaman yang sustainable dan sangat berpotensi dalam menunjang kemajuan bioteknologi tanaman saat ini.
    Studi review yang dilakukan oleh Shivani Negi dan koleganya ini menggunakan analisis bibliometrik berbasis data Scopus untuk menganalisis perkembangan literatur KJT secara global (internasional) mulai dari tahun 1933 hingga 2023. Data dianalisis menggunakan software VOSviewer dengan pendekatan pemetaan ilmiah dan analisis kinerja. Fokus utama adalah mengevaluasi jumlah publikasi, negara dan penulis paling produktif, tren kata kunci, serta kolaborasi internasional dalam bidang KJT.

    Hasil dan Temuan Utama

    Pertumbuhan Eksponensial Publikasi
    Jumlah publikasi dalam bidang KJT menunjukkan peningkatan yang signifikan, khususnya sejak tahun 1975. Tahun 2022 menjadi puncak produktivitas dengan 165 publikasi, mengindikasikan meningkatnya ketertarikan terhadap teknologi ini seiring dengan kebutuhan konservasi dan peningkatan perkembangan bioteknologi tanaman.

    Kontribusi Negara dan Kolaborasi Internasional
    India menjadi negara dengan kontribusi terbanyak (462 publikasi), diikuti oleh Amerika Serikat (367), Tiongkok, Brasil, dan Jepang. Namun, AS mencatat rata-rata sitasi tertinggi per artikel (80,55), mencerminkan kualitas dan dampak yang tinggi dari penelitian mereka. Kolaborasi internasional paling banyak terjadi antara AS dan 38 negara lain, termasuk India dan Tiongkok. Semoga saja Peneliti Indonesia bisa segera menyusul dari ketertinggalan ini

    Jurnal dan Artikel Paling Berpengaruh
    Plant Cell, Tissue and Organ Culture menjadi jurnal dengan publikasi terbanyak, sedangkan artikel "Floral Dip" oleh Clough dan Bent (1998) menjadi yang paling banyak disitasi (22.049 sitasi). Tokoh sentral seperti Murashige dan Skoog juga menempati posisi teratas dalam analisa co-citation.

    Tren Kata Kunci dan Fokus Penelitian
    Enam klaster tematik diidentifikasi berdasarkan kata kunci yang sering muncul, seperti “plant tissue culture”, “micropropagation”, “somatic embryogenesis”, hingga integrasi teknologi seperti kecerdasan buatan atau AI dan juga penggunaan bioreaktor. Fokus utama meliputi:
    • Produksi metabolit sekunder (klaster 1)
    • Regenerasi dan konservasi spesies tanaman langka (klaster 2)
    • Embriogenesis somatik dan organogenesis (klaster 3)
    • Mikropropagasi dan variasi somaklonal (klaster 4)
    • Senyawa bioaktif dan aktivitas antioksidan (klaster 5)
    • Regulasi hormon tanaman dan aplikasi AI (klaster 6)
    Hasil Studi literatur ini menunjukkan bahwa bahwa KJT telah berevolusi menjadi tools dalam perkembangan bioteknologi tanaman modern yang sangat esensial di bidang pertanian, hortikultura, dan konservasi tanaman. Peningkatan publikasi rata-rata sebesar 5,44% per tahun menunjukkan dinamika riset yang aktif dan relevan. Peran penting KJT juga terlihat dalam dunia riset dalam skup peningkatan kualitas genetik tanaman, produksi tanaman bebas penyakit, dan pengembangan varietas unggul.

    Ditemukannya penulis dan jurnal yang paling berpengaruh memberikan acuan penting bagi peneliti baru dalam memilih referensi dan mitra kolaborasi. Selain itu, potensi pemanfaatan AI menandai fase baru dalam efisiensi dan otomatisasi proses kultur jaringan tanaman.

    Dalam rentang hampir satu abad atau 90 tahun, riset KJT telah berkembang pesat secara kuantitatif dan kualitatif, dan mengakar kuat dalam ekosistem sains secara global. Hasil penelitian ini bukan hanya memberikan wawasan historis, tetapi juga peta jalan bagi penelitian masa depan dalam bidang Kultur Jaringan Tanaman. Dengan terus meningkatnya tantangan di bidang pertanian dan lingkungan, kultur jaringan tanaman diperkirakan akan memainkan peran yang semakin sentral dalam inovasi bioteknologi yang berkelanjutan.

    Referensi Review Jurnal:



     
    Copyright (c) 2025 |Dr. Rudiyanto, SP., M.Si.|Associate Researcher at Research Center for Applied Botany BRIN, Indonesia