Hakikat Tumbuh: Bukan Soal Tempat, Tapi Keberanian

Posted on
  • Sunday, June 8, 2025
  • by
  • in
  • Label:
  • Ada yang bilang, “Semakin tinggi pohon, maka anginnya semakin kencang.” Pernyataan itu sering muncul sebagai pengingat bahwa semakin seseorang menonjol, semakin besar pula tantangan, tekanan, dan ujian yang akan ia hadapi. Iya, betul. Tapi, mari kita lihat dari sudut pandang lain—jika terus berada di bawah, terlindung dari segala terpaan, bisa jadi kita justru tak pernah tumbuh sebagaimana mestinya.

    Pohon yang terlalu lama hidup di bawah bayang-bayang, tanpa cukup sinar matahari, akan mengalami etiolasi—tumbuh tinggi kurus, lemah, pucat, dan rapuh. Dalam dunia tumbuhan, ini adalah pertanda bahwa sesuatu berjalan tidak semestinya. Dalam kehidupan manusia, etiolasi bisa menyerupai hidup dalam zona nyaman: aman, tak terlihat, tak terdengar, tapi juga tak berkembang. Takut mencoba, takut gagal, takut salah—hingga akhirnya justru dilangkahi, dilewati, bahkan diinjak-injak oleh mereka yang berani menantang angin.


    Hidup bukan soal ingin di atas atau di bawah. Bukan pula soal siapa yang lebih berani atau lebih diam. Tapi hidup adalah soal keberanian untuk memilih—dan menerima konsekuensi dari pilihan itu. Karena, benar adanya, setiap posisi punya risikonya masing-masing. Di atas, kau diuji oleh badai, disorot, dinilai, bahkan mungkin dijatuhkan. Tapi di bawah pun bukan tempat yang bebas dari risiko. Kegelapan, stagnasi, dan kerentanan pada nasib juga siap mengintai kapan saja.


    Ini tentang kita—tentang manusia dan pilihan untuk tumbuh. Kita bisa memilih menjadi tinggi dan menghadapi angin, atau tetap di bawah dan berharap tak tertimpa apa-apa. Tapi, kalau pertumbuhan sejati adalah tujuan, maka sedikit goyangan angin semestinya bukan alasan untuk berhenti naik. Karena justru dalam terpaan itulah, akar kita menguat. Dalam cahaya yang menyilaukan itu, kita belajar melihat lebih jelas. Dan dalam keberanian untuk tampak, kita menemukan makna dari eksistensi kita.


    Setiap orang punya jalan masing-masing. Tak semua harus menjadi pohon tertinggi. Tapi jika terus bersembunyi di tanah lembap yang tak tersentuh cahaya, jangan heran jika suatu hari kita tak tumbuh sama sekali. Dan lebih buruk lagi, mungkin kita bahkan tak pernah benar-benar hidup.


     
    Copyright (c) 2025 |Dr. Rudiyanto, SP., M.Si.|Associate Researcher at Research Center for Applied Botany BRIN, Indonesia