Dalam kurun dua dekade terakhir, dunia ilmiah menunjukkan fenomena yang menarik sekaligus menggelitik, yakni jumlah penulis dalam satu publikasi ilmiah melonjak drastis. Di satu sisi, ada makalah dengan ratusan bangkan ribuan nama yang berderet di halaman depan sebuah jurnal, seperti halnya riset kolaboratif CERN atau LIGO yang melibatkan ribuan ilmuwan dari berbagai penjuru dunia. Di sisi lain, ada pula artikel jurnal ilmiah dengan hanya satu nama author saja, padahal topik risetnya tergolong cukup kompleks dan eksploratif. Lalu munculah sebuah pertanyaan: sebenarnya, berapa sih jumlah penulis yang ideal untuk sebuah publikasi jurnal ilmiah?
Menurut International Committee of Medical Journal Editors (ICMJE), seorang penulis dianggap sah jika memenuhi empat kriteria: 1. berkontribusi substansial terhadap jalannya penelitian, 2. terlibat dalam pengumpulan dan analisa data, 3. Turut andil dalam penulisan dan berkontribusi saat merevisi isi naskah secara komprehensif, dan ke 4. bersedia bertanggung jawab penuh atas keutuhan karya tulis ilmiah tersebut (ICMJE, 2023). Artinya, jumlah penulis tidaklah menjadi ukuran dan kriteria utama, melainkan keterlibatan dan kontribusi yang nyata dari hasil publikasi ilmiah tersebut. Prinsip ini menegaskan bahwa karya tulis ilmiah bukan arena politik akademik maupun simbol status seorang peneliti, melainkan rekam jejak kerja ilmiah yang nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Fenomena publikasi dengan ratusan hingga ribuan penulis kini dianggap lazim di bidang-bidang tertentu seperti fisika partikel, astronomi, hingga riset genomik. Dalam proyek penelitian besar seperti ATLAS di CERN, misalnya, seluruh anggota kolaborator riset dapat dicantumkan seluruhnya karena masing-masing berperan dalam pembangunan instrumen, pengumpulan data, dan analisis (Aad et al., 2012). Demikian pula dalam proyek LIGO Scientific Collaboration, ribuan nama bisa saja muncul dalam satu artikel karena tiap kontributor memiliki tanggung jawab ilmiah yang terverifikasi (Abbott et al., 2016). Dalam konteks seperti itu, ribuan nama tidaklah dianggap sebagai sebuah “pelanggaran etika”, melainkan cerminan nyata dari kerja kolaborasi riset dan gotong royong ilmiah lintas negara.
Sebaliknya, di bidang-bidang lain, misalnya ilmu sosial, biologi terapan, atau penelitian eksploratif yang dilakukan di satu laboratorium atau riset di lokasi tertentu, publikasi dengan ratusan nama justru akan mengundang tanda tanya? Bila cakupan risetnya kurang komprehensif, analisis data cukup sederhana, dan hanya sedikit orang yang terlibat langsung dalam penelitian tersebut, maka daftar penulis yang panjang bisa menjadi sebuah “pelanggaran etika akademik”. Lebih-lebih bila pencantuman nama tersebut tidak berlandaskan kontribusi riset melainkan pertimbangan “kemanusiaan” dan “pertemanan” (Wislar et al., 2011).
Di lain pihak, adalagi fenomena di mana hanya terdapat satu nama author saja yang muncul di sebuah artikel jurnal ilmiah. Bila seluruh penelitian, mulai dari perancangan percobaan, eksperimen, hingga analisis data hingga penulisan benar-benar dilakukan oleh satu orang saja, maka publikasi tersebut sebenarnya bisa dikatakan sah dan beretika. Namun, jika penelitian itu melibatkan peneliti lain, asisten laboratorium, kurator dan analis data statistik yang ternyata tidak dicantumkan sebagai co-authors, maka publikasi dengan hanya satu nama bisa masuk delik “pelanggaran etika”. Di sinilah, transparansi kontribusiship menjadi krusial. Banyak jurnal internasional kini mewajibkan author contribution statement agar setiap peran authors tercatat dengan jelas, siapa yang merancang penelitian, siapa mengumpulkan data dan menganalisa, siapa yang menulis, dan siapa yang meninjau dan mereview ulang artikel secara komprehensif (supervisi) (Allen et al., 2019).
Jadi, berapa jumlah penulis yang ideal? Tidak ada angka pasti yang berlaku universal. Untuk riset teoretis atau ulasan konseptual, satu hingga empat penulis mungkin sudah cukup. Untuk penelitian laboratorium sederhana atau studi lapangan spesifik lokasi, empat hingga delapan nama cukup lazim ditemukan. Namun jika data riset cukup besar, multidisiplin, atau melibatkan banyak lokasi eksplorasi, jumlah penulis bisa saja mencapai puluhan atau bahkan ratusan. Idealnya, jumlah penulis berbanding lurus dengan kompleksitas dan kedalaman riset sebuah jurnal ilmiah.
Yang menjadi masalah bukan banyak atau sedikitnya nama, melainkan apakah nama-nama itu berkontribusi nyata atau tidak. Seperti halnya gotong royong, kerja ilmiah juga menuntut kejujuran dalam berbagi tanggung jawab. Sains, sejatinya, adalah kolaborasi dalam mencari kebenaran, bukan kompetisi dalam menghimpun nama.
Transparansi, kejujuran, dan “kesepakatan awal” adalah fondasi etika dalam publikasi ilmiah. Para peneliti perlu duduk bersama sejak tahap perencanaan untuk menentukan siapa saja yang berhak menjadi penulis, dan dalam urutan penulisan nama tersebut. Dengan begitu, publikasi ilmiah akan tetap menjadi dokumen yang berintegritas, bukan daftar nama tanpa makna. Pada akhirnya, ukuran ideal bukan terletak pada banyaknya penulis, melainkan pada sejauh mana setiap nama di daftar itu benar-benar berkontribusi dalam sebuah publikasi.
Referensi:
- Abbott, B. P., Abbott, R., Abbott, T. D., Abernathy, M. R., Acernese, F., Ackley, K., ... & LIGO Scientific Collaboration. (2016). Observation of gravitational waves from a binary black hole merger. Physical Review Letters, 116(6), 061102. https://doi.org/10.1103/PhysRevLett.116.061102
- Aad, G., Abajyan, T., Abbott, B., Abdallah, J., Khalek, S. A., ... & ATLAS Collaboration. (2012). Observation of a new particle in the search for the Standard Model Higgs boson with the ATLAS detector at the LHC. Physics Letters B, 716(1), 1–29. https://doi.org/10.1016/j.physletb.2012.08.020
- Allen, L., Scott, J., Brand, A., Hlava, M., & Altman, M. (2019). Publishing: Credit where credit is due. Nature, 508(7496), 312–313. https://doi.org/10.1038/508312a
- ICMJE. (2023). Recommendations for the Conduct, Reporting, Editing, and Publication of Scholarly Work in Medical Journals. International Committee of Medical Journal Editors. Retrieved from https://www.icmje.org/recommendations/
- Wislar, J. S., Flanagin, A., Fontanarosa, P. B., & DeAngelis, C. D. (2011). Honorary and ghost authorship in high impact biomedical journals: A cross sectional survey. BMJ, 343, d6128. https://doi.org/10.1136/bmj.d6128
- COPE (Committee on Publication Ethics). (2019). COPE Discussion Document: What Constitutes Authorship? Retrieved from https://publicationethics.org/